Jumat, 13 Maret 2009

Supir Metro Mini dan Rohaniawan

Umum Seorang rohaniawan meninggal dunia, kini antri di depan pintu surga. Tepat di depannya ada pria berkacamata hitam, memakai kaos oblong lusuh dibalut jaket kulit belel, bercelana jeans butut.

Malaikat penjaga surga menanyai pria itu, "Jelaskan siapakah anda sehingga bisa ditentukan apakah anda layak untuk masuk ke surga atau nggak?"

"Saya Ucok Sopir Metro Mini P-7 Jurusan Pasar Minggu - Grogol di Jakarta", jawab pria itu.

Malaikat penjaga surga melihat daftar, kemudian tersenyum kepada si sopir metro mini, "Ini jubah sutera dan tongkat emas anda, silahkan dipakai, dan silahkan masuk ke dalam surga".

Sopir metro mini telah masuk ke surga, kini tiba giliran si rohaniawan, ia berdiri tegak dengan suara lantang menerangkan siapa dirinya.

"Saya seorang rohaniawan, hampir seluruh hidup saya gunakan untuk melayani lebih sejuta umat".

"Coba saya lihat daftar dulu", kata malaikat si penjaga surga, "Ini jubah belacu dan tongkat kayu anda, silahkan masuk ke dalam surga".

"Sebentar", rohaniawan itu menyahut dengan nada protes, "Bagaimana bisa seorang sopir metro mini bisa memperoleh jubah sutera dan tongkat emas, sedangkan saya rohaniawan cuma memperoleh kain belacu dengan tongkat kayu?"

"Begini tuan, apa yang diperoleh di sini adalah merupakan buah dari perbuatan tuan di dunia", malaikat memberikan penjelasan, "Dulu ketika tuan sedang berdoa, umat tuan malah tertidur, sedangkan Ucok, begitu menyetir metromini semua penumpangnya malah berdoa."

Pasien Indonesia

Politik Empat orang dokter bedah profesional asal negeri Paman Sam dikirim ke Indonesia guna membantu para korban kerusuhan dan para korban ledakan bom karena banyak dari mereka luka parah akibat peluru atau pecahan bom yang bersarang di tubuh mereka.

Ketika mereka sedang istirahat di ruang tunggu Rumah Sakit Pertamina, mereka mengobrol tentang pasien Indonesia favorit mereka.

Kata dokter bedah pertama," Saya suka orang Indonesia yang berprofesi sebagai akuntan. Setiap kali membedah, bagian tubuhnya sudah tertera dalam angka-angka."

"Bukan," sergah dokter bedah satunya. "Pustakawan tentu yang terbaik.Organ-organ dalam tubuhnya tersusun rapih berdasarkan abjad."

"Ah, kalian semua belum pernah mencoba membedah tukang listrik," kata yang satunya," Semua bagian dalam tubuhnya diberi kode warna!"

Tiba-tiba, dokter bedah terakhir setengah berteriak," Kalau saya, lebih suka politikus Indonesia. Membedah mereka lebih gampang, karena tidak punya hati, tidak punya otak, dan tidak punya saraf malu. Cuma mulutnya aja yang besar."

Senin, 09 Maret 2009

Periksa Gratis

Seorang nenek datang berobat ke dokter gigi dengan diantar salah seorang anaknya. Setelah tiba saatnya, nenek tersebut masuk ke ruang praktik dokter untuk diperiksa dan akhirnya gigi si nenek harus dicabut juga. Begitu si nenek keluar, anaknya langsung menghampiri dokter untuk membayar.
Dokter : Tidak usah dibayar, Bu. Ini gratis, cuma tindakan kecil saja.
Anak : Terima kasih banyak, Dok, semoga Dokter dapat berkat melimpah.

Dokter itu hanya mengangguk sambil tersenyum. Begitu tiba di rumah, gigi si nenek diperiksa lagi oleh anaknya. Si anak berteriak kaget, "Neneeeek!!! Gigi emasnya manaaaaa??!!"

Interview

Seorang manager HRD sedang menyaring pelamar untuk satu lowongan di kantornya. Setelah membaca seluruh berkas lamaran yang masuk, dia menemukan 4 orang calon yang cocok. Dia memutuskan memanggil ke-4 orang itu dan menanyakan 1 pertanyaan saja. Jawaban mereka akan menjadi penentu apakah akan diterima atau tidak.

Harinya tiba dan ke-4 orang itu sudah duduk rapi di ruangan interview. Si Manager lalu mengajukan 1 pertanyaan:

***Setahu Anda, apa yang bergerak paling cepat?
Kandidat I menjawab: "PIKIRAN. Dia muncul begitu saja di dalam kepala, tanpa peringatan, tanpa ancang-ancang. Tiba-tiba saja dia sudah ada. Pikiran adalah yang bergerak paling cepat yang saya tahu."
"Jawaban yang sangat bagus," sahut si Manager.
"Kalau menurut Anda?", tanyanya ke kandidat II.
"Hm....KEJAPAN MATA! Datangnya tidak bisa diperkirakan, dan tanpa kita sadari mata kita sudah berkejap. Kejapan mata adalah yang bergerak paling cepat kalau menurut saya."
"Bagus sekali! Dan memang ada ungkapan 'sekejap mata' untuk menggambarkan betapa cepatnya sesuatu terjadi."
Si manager berpaling ke kandidat III, yang kelihatan berpikir keras.
"NYALA LAMPU adalah yang tercepat yang saya ketahui," jawabnya. "Saya sering menyalakan saklar di dalam rumah dan lampu yang di taman depan langsung saat itu juga menyala"
Si manager terkesan dengan jawaban kandidat III. "Memang sulit mengalahkan kecepatan cahaya", pujinya.
Dilirik oleh sang manager, kandidat IV menjawab, "Sudah jelas bahwa yang paling cepat itu adalah DIARE"
"APA???!!!", seru sang manager yang terkaget-kaget dengan jawaban yang tak terduga itu.
"Oh saya bisa menjelaskannya," kata si kandidat. "Dua hari lalu kan perut saya mendadak mules sekali. Cepat-cepat saya berlari ke toilet. Tapi sebelum saya sempat BERPIKIR, MENGEJAPKAN MATA atau MENYALAKAN LAMPU, saya sudah berak di celana"
Tentu saja kandidat terakhir yang diterima....***